Clasovet adalah
salah satu nama beken suatu kelas di SMA 6 Semarang yakni XI IPS 2. Mengapa
dinamakan clasovet? Karena clasovet singkatan dari class of social eleven two.
Kelas ini terdiri dari 29 anak. Maklum anak IPS walaupun dikit tapi
solidaritasnya tinggi banget bro, kompak dan jiwa korsa banget, hehe yaah
meskipun ada beberapa anak yang terasingkan dalam kelas ini tapi tak menjadi
masalah untuk kekompakan kelas ini.
di akhir
sekolah, kita merasakan bahwa kelas kami sungguh sungguh enak, nyaman, hingga
kami tak menginginkan kelas kami untuk diacak, tapi apa boleh buat kami manut
aja lah sebagai siswa teladan. Liburan akhir sekolah kita gunakan untuk
perpisahan kelas, eh namanya bukan perpisahan deh, syukuran aja sama liburan.
Awalnya kita
sekelas bingung mau liburan kemana karena kami tak mempunyai uang kas untuk
menunjang biaya liburan kita, setelah melalui debat panjang akhirnya ditetapkan
untuk menginap di villa bandungan. Awalnya sih semua anak setuju setuju aja,
tapi lama kelamaan orangnya pada ngilang dengan berbagai alas an yang tidak
boleh orang tua hingga tak ada biaya, hufftt. Akhirnya rencana itupun gagal.
Sungguh menyedihkan untuk saya,tapi tak apalah.
Dan kita mulai
berdebat lagi membahas rencana liburan, itupun tanpa pertemuan yang khusus
tatap muka, hanya perundingan bebeapa anak melalui dunia maya. Akhirnya kita
putuskan hanya makan makan di kedai Amarta (kasian bangeet) awalnya kita gengsi
sama temen temen tapi tak apalah para pengurus sudah kelelahan dengan tingkah
temen temen yang cuman bilang ngikut ngikut aja.
Ketika tiba
saatnya jengjengjenng… yang datang hanya 17 anak yakni Amalia, Ivoni, Debora, Ria,
Mona, Ayu, Zenny, Aat, Axel, Bayu, Gogon, Valenza, Agung, Diva, Sandy, Nuha, Jordhi.
Itu pun acaranya tanpa koordinasi yang jelas hanya kumpul kumpul saja, makannya
cuman pengen makan dan itupun bayar sendiri sendiri. Dan ada satu acara lagi
yaitu tukeran kado. Aku kira itu bakal disepelekin sama anak anak, ternyata
banyak juga yang bawa. Sampe sampe ada yang bawa kado cincin beserta tempatnya,(
kayak mau tunangan aja hahaha) Tapi tak apalah itu kita anggap saja sebagai
syukuran bahwa kita telah naik ke kelas XII. Yeeee
Disela – sela canda tawa kami semua, Agungpun mengusulkan
lagi, untuk mengajak ke Bandungan lagi dan semuanya pun setuju, eh bukan setuju
deng tapi manut. Disitu kami langsung memesan dan menetapkan harinya yakni
tanggal 2 dan 3 juli 2013. Setelah pulang dari makan makan beberapa anak
langsung survey ke villa Bandungan dan membayar DPnya dari anak yang langsung sudah
membayar iuran
Tanggal 1 kita
saling koordinasi ke anak siapa aja yang bakal ikut, dan setelah ditanya, hanya
ada 4 cewek yang bakal ikut yang lainnya tak ijinin ortunya -___- . apakah
acara tersebut bakal terlaksana atau bakal gagal? tapi sayang banget kan udah
bayar separo, kalau dibatalin uang itu bakal melayang.kasian yang sudah bayar L
Tanggal 2 kita kumpul di sekolah untuk mengembalikan rapot dan
kumpul sebelum berangkat. Dan ternyata tak disangka sangka hanya 12 orang yang
ikut, yakni Amalia, Hpasari, Debora, Ayu, Agung, Aat, Irmas, Axel, Valenza, Diva,
Gogon, Nuha. Ayu sedih banget kala itu sebab, Ria tidak bisa ikut disebabkan
orang tuanya tidak ngijinin karena letaknya tidak strategis sesuai pandangan
sosial. Memang sih, orang tua pasti bakal berfikir negatif dengan kata “bandungan”
tapi kita kan hanya liburan yang positif, lagian kami anak baik baik kok PAK,
Bu. Padahal sebelumnya Ria diijinin entah kenapa kali ini dia enggak diijinin,
dan untuk ikut pun Ayu punya taktik berbohong dikit sama ortunya, dia bilang
kalo dia kemah. Karena Ayu juga gak akan boleh ikut kalo dia jujur. Tapi yasudah lah anak yang benar benar tidak bisa
kita tinggalkan saja dengan berat hati. Yang setuju sekelas yang berangkat dua
belas -____-
Sebelum
berangkat masalah pun bermunculan, dari transport kita terkendala yakni motor
kurang satu, setelah difikir lebih dari 1 jam, masalah tersebut terselesaikan yaitu
dengan meminjam motor alumni. Setelah itu, prsediaan kita buat kita nginep dan
dokumentasi. Kita menunggu semua, setelah semua lengkap eh malah turun gerimis.
Kitapun harus menunggu, firasat jelekpun menghantui kita, tapi kita selalu
positif thinking aja. Tujuan kita kan baik.
Sebelum berangkat kami doa bersama. Kami melaju beriringan
lewat boja kami mulai dengan lewat boja, yaah setelah difikir fikir jauh dari
boja yaa daripada lewat banyumanik, tapi walaupun jauh kita disuguhi
pemandangan yang amat indah yang jarang kita lihat di kota. Sepanjang
perjalanan kita dihempas oleh hujan dan gerimis, 2 kali kita beristirahat untuk
berteduh, menunggu hujan reda dan solat dhuhur.
Kami melanjutkan lagi, dan alhamdulilah sepanjang jalan ini
kita dilindungi karena hujan berhenti menerjang. Tapi kurang 1km dari villa, kami hampir tiba, kabut tebal turun mengganggu kita, hingga
hujan pun cukup deras, 2 motor sudah tiba divilla dan 4 motor menyusul
mererobos kabut dan derasnya hujan.
Setibanya di villa kami langsung masuk. Hawanya sangat
dingin sekalii, di vwilayah villapun
kabutnya sangat tebal, pemandangan yang cukup menngagumkan karena kita sebagai
anak kota jarang melihat dan erasakan kabut setebal itu. Kami ganti pakaian di
kamar masing masing karena derasnya hujan membasahi baju yang kita pakai.
Valenzapun langsung menyalakan kompor
untuk membuat beberapa mie instan untuk kami semua, serta teh.
Pengalaman pertama
liburan bareng teman teman dan nginep itu sunggu menabjubkan. Tanpa dampigan
guru pula dan itu hanya beberapa anak saja yang ikut. Anak anak yang enggak
ikut esperti Ria, Mona, Zenny sebenarnya kasian mereka juga pengen ikut, tapi
karena dlarang ortu apa boleh buat. Mereka menanyakan kabar kami semua. Wooow sungguh
“care” sekali yaa teman kita ini. Kami bahagia bangeet selain ortu teman teman
kita juga perhatian.
Beberapa dari kami
ada yang mandi, menyantap mie, solat dan ada pula yang membeli kebutuhan untuk
nanti malam yang ingin bakar bakar. Yeee
Kelelahan belum kami rasakan, hanya canda tawa yang selalu
kita ciptakan. Waktu mulai larut saatnya
kita mempersiapakan api arang untuk membakar jagung dan sosis di luar villa di
tempat yang disediakan untuk bakar bakar. Membutuhkan waktu 3 jam kami membuat
api arang tersebut, karena kami
menggunakan bensin bukan minyak tanah. Pantas saja enggak nyala nyala apinya. Mungkin
kalo kita enggak ketemu pemilik villa dan beli minyak di beliau mungkin acara
tersebut batal dan kita makan mentah mentah mungkin hahaha
Jam menunjukkan
pukul 11 malam, dan kita belum merasakan kantuk karena kami masih menunggu
jagung beserta sosisnya, yang memasak pun tak segan segan para cowok, karena
mereka ahli dalam hal bakar jagung. Canda tawapun selalu ada karena kekonyolan Diva,
dan hawa yang dingin di luar villa sungguh menusuk ke dalam tulang kita,
ditambah suara gamelan yang menambah keparnoan kita. Semua jadi satu. Untung di
villa kita gak sendirian masih ada villa yang terisi yakni dari anak SMA 5 yang
seangkatan karena ada salah satu teman yang kita kenal.
Dan usaha kitapun enggak sia – sia, yang mana cowok rela mengipasi
arang sampai sampai melepas baju mereka agar enggak bau bensin dan minyak di
hawa yang amat dingin itu, dan cewekpun duduk manis menunggu dan pake selimutan
sambil mengolesi jagung dan memotong motong sosis menghasilkan jagung bakar dan
sosis bakar yang lezaaat. Kitapun tidak merasa lapar.
Setelah semua habis kita pun masuk ke dalam villa. Ada 2
masalah dalam villa yakni wastafelnya macet dan televisi menggunakan parabola
yang kurang terkenal chanelnya, sehingga kumpul kumpul kita dalam villa kurang
seru. Akhirnya kita memutuskan untuk tidur. Sebelumnya ada 2 kamar untuk cewek,
tapi karena masih parno 1 kamar buat 4 orang cewek. Sebagian cowok tidur di
lantai atas, ada yang di depan televise dengan mengambil kasur sisa. Yang cowok
masih pada melek sampe jam 2 karena mereka masih maen maen gak jelas.
Ayu bangun
seperti biasa untuk solat subuh dan itupun masih pada ngorok, karena suwung
mending buat mandi dan mengirup udara pagi Bandungan yang mungkin dia gak bisa
menikmatinya lagi. Setelah beberapa pada bangun kita melanjutkan bakar bakar
karena masih ada jagung sisa, sebagian membeli sarapan keluar villa. Untung di
villa tersebut hari itu tidak ada yang pesan jadi, kita bisa lebih lama disana.
Setelah semua bangun dan sarapan bersama kita, kita bermain bersama. Kita petak
umpet. Dan itu cukup melelahkan tapi mengasyikan juga karena sudah lama kita
tidak bermain seperti itu.
Hari sudah semakin siang, kita pun memutuskan untuk check out.
Kita mandi bergantian. Ketika tiba ingin pulang, semua sudah siap kabut, pun
turun dan hujan lagi akhirnya sesi foto bersamamu hanya dilakukan dalam villa. Hamper
satu jam kita menunggu hujan reda. Namun hujannya ternyata awet walaupun cuman gerimis
dan kita pun menerjangnya karena ita fikir pasti setelah sampai bawah hujannya
akan reda. Diawali dengan doa kita mulai perjalanan dengan hati hati. Sampai di
Pasar Bandungan hujan mengguyur sangat deras dan kita memutuskan untuk berteduh
hingga hujan reda. Kemudian kita melanjutkan perjalanan lagi dan mencari pom
untuk mengisi bensin.
Di perjalanan
kita terpisah pisah, karena ada beberapa rute yang bisa dilalui untuk menuju ke
sekolah berkumpul lagi.
Agung Hapsari tiba pertama di sekolah disusul Diva Axel
kemudian Aat Ayu lalu Debora Valenza dan
Kolis Amalia, ternyata Irmas dan Gogon kebanan. Setelah mengetahui kabar masing
masing anak, yang cewekpun pulang dahulu karena hari sudah sore dan beberapa
anak cowok menunggu Irmas Gogon di warung ‘’gondrong’’ warung tongkrongan anak
SMA 6.
Nah,inilah kisah liburan ala clasovet. Walaupun tidak semua
ikut ini sungguh mengasyikkan dan gak terlupakan untuk beberapa anak. Selama di
villa ada perbincangan pengakuan anak anak yang tidak pengen kelasnya diacak Karena
ya ini, kita sudah kompak, sudah kuat menjadi satu. Masih pengen banyak liburan
liburan yang pengen dilalui satu kelas karena kami pencinta liburan. Bagaimana kelanjutan
kisahnya? Apakah kelasnya bakal diacak ataukah tetap? Tunggu cerita
selanjutnya?